Tuesday, July 5, 2011

Lomba Resensi Novel 29 1/2 Hari


Mau paket buku gratis dari Grasindo-Gramedia dan notebook unik seperti yang digunakan Grey, salah satu tokoh dalam novel 29 ½ Hari ?

Ikuti Lomba Resensi Novel 29 ½ Hari
Caranya :

1. Kalau belum join page, join page-nya dulu di : http://www.facebook.com/novel.29setengah.hari
2. Tulis resensinya di note facebook kamu, kemudian tag akun facebook milik penulis (nia nurdiansyah). Lalu, tag juga minimal 20 orang temanmu.
3. Resensi yang sudah ditulis boleh juga dimuat di blog pribadimu dengan mencantumkan link page 29 ½ Hari (http://www.facebook.com/novel.29setengah.hari)
4. Jika menuliskan resensinya di blog, jangan lupa kirim e-mail keikutsertaanmu ke: nia.nurdiansyah@yahoo.com dengan mencantumkan alamat blognya.
5. Lomba ini akan ditutup pada tanggal 17 September 2011
6. Pemenang akan diumumkan paling lambat 17 Oktober 2011
7. Hadiah :

Pemenang pertama akan medapatkan hadiah berupa paket buku dari Grasindo senilai Rp. 300.000
Pemenang kedua akan mendapatkan hadiah berupa paket buku dari Grasindo senilai Rp. 200.000
Pemenang ketiga akan mendapatkan hadiah berupa paket buku dari Grasindo senilai Rp. 100.000
Ketiga pemenang di atas juga akan mendapatkan masing-masing satu buah notebook unik seperti yang digunakan Grey, seperti yang ada di gambar.

Friday, May 20, 2011

Ucapan Terima Kasih


Terima kasih kepada Allah SWT, Semesta, dan Grasindo, yang membukakan jalan dan kesempatan bagi saya untuk menerbitkan buku ini.

Kepada suami tercinta, yang tak pernah berhenti menyemangati saya untuk menyelesaikan novel ini.

Kepada seluruh keluarga tercinta, terutama Mama yang mengajari saya membaca, menyediakan buku-buku bacaan sejak saya masih duduk di bangku sekolah dasar dan membuat saya menyukai buku-buku. Membuat saya berpikir, kelak nama saya harus tertera di sampul sebuah buku.

Kepada Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta periode 2006-2009, yang memberikan saya kesempatan untuk belajar dan bersenang-senang bersama dua guru favorit saya, Yusi Avianto Pareanom dan AS Laksana. Kepada Katamsi Ginano, Zen Hae, Ayu Utami, Nukila Amal, dan A. Rosdianahangka, untuk diskusi-diskusi dunia kepenulisan yang mencerahkan dan penuh inspirasi.

Kepada para montir bengkel DKJ 2009 : Andina Dian Dwi Fatma ‘Nona Teratai’, Dini Afiandri ‘Brutally Romantic Witch’, Yuki Anggia ‘Pretty Cannibal’, Ronny Mailindra ‘Ketua Perguruan’, Miftah Rahman ‘Kabul Cavalera’ , Utami Diah Kusumawati ‘The Sweet Hugger’, Laire Siwi Mentari, Fanny Fajarianti, Sulung Siti Hanum, Regina Kalosa ‘The Lovely Bones’, Wiwin Erikawati si Peri Kuwe, Rizki Amalia, Sitta Taqwim, Eros, Prima, dan Apendi ‘Casey Airways’, Windry Ramadhina juga montir-montir lainnya yang belum disebutkan di sini.

Kepada eks rekan-rekan kerja di d’Java Magazine (tempat embrio awal kisah ini tumbuh): Indra Heru Wijanarko (untuk inspirasi dan kontemplasi-kontemplasinya), Noviana ( untuk kesediaannya membaca tulisan-tulisan awal saya), Bogie Irawan, Irwansyah Fansury, Aga Ghozal, Billy Anderson, Haka Maulana, dan Valentinus Adri (untuk hari-hari menyenangkan di kantor yang membuat saya lebih mengenal ‘dunia lelaki’).

Kepada Tsuchiya Komei untuk semua informasi mengenai Jepang dan Okinawa, Forum PPI Jepang untuk informasi kuliah dan beasiswa di Jepang, Alex dan Lisa untuk foto-foto serta cerita-ceritanya tentang Paris-Dijon-Beaune yang membuat saya bisa ikut menikmati keindahan kota-kota tersebut.
Kepada teman-teman Magister Profesi Psikologi UNPAD Angkatan 9 dan dosen-dosennya yang penuh inspirasi.

Kepada teman-teman almuni di Fakultas Psikologi UNDIP angkatan 2000: Triany Mk Siburian, Faef Kartika, Hervi Dwi Libriastuti, Ellyza Noeriyya, Ruri Mega Octyavera, Evaline Lumbatoruan, Sekar Kawuri, dan Ratna Wulan, atas kebersamaan dan ‘kisah klasik untuk masa depannya’.
Kepada Rini Nurul Badariah untuk koreksi kalimat dan kata-kata dalam Bahasa Perancisnya.

Tak lupa juga, kepada Tim Grasindo, Mira Rainayati, Anna Ervita, dan Hayu Handayani.

Friday, April 15, 2011

The Journey of Novel 29 1/2 Hari

Ini adalah rangkuman perjalanan novel 29 1/2 Hari yang sempat tercatat di blog saya

Thursday, April 30, 2009

Friday, May 8, 2009

Sunday, June 6, 2010
"Kamu sudah memulainya tapi ingin mengakhirinya dengan cepat. Kamu lupa bahwa masalahnya ada di tengah-tengah. Proses."

Monday, June 7, 2010
"Bayangkan akhirnya. Adakah perpisahan atau kematian? Adakah kecupan atau kemenangan? Dan gerakanlah tubuhmu ke arah sana. Bukan cuma jemarimu semata."

Tuesday, June 8, 2010
"Sekarang kamu paham kenapa kamu terlambat. Kamu selalu menunggu kalimat yang tepat untuk memulai."

Thursday, June 10, 2010
"Kamu pilih mana, aku menemuimu setiap saat tapi hanya memberimu omong kosong atau kita bertemu pada saat aku sudah memiliki sesuatu yang penting untuk dituliskan?"

Setiap pijakan mempunyai beberapa kemungkinan :

a. membuatmu maju

b. membuatmu mundur

c. membuatmu jalan di tempat.

Thursday, June 17, 2010
"Bukan cuma aku yang menginginkan ini. Mereka juga. Yang membuatku berbeda dari merekalah yang akan membuat ini berhasil."

"Hanya dengan berjarak aku bisa melihat warnamu. Apakah merahnya menyebar rata, apakah hitamnya pas dan apakah putihnya tidak berlebihan?"

"Hanya dengan berjarak aku bisa melihat wujudmu. Sempurnakah senyumanmu, tegapkah cara berjalanmu, dan sesuaikah baju yang kaukenakan?"

Friday, September 17, 2010

The Journey of 29 1/2 Hari #8 
Thursday, March 10, 2011
"Ketika kau mulai melihat keutuhan bentuknya, kau akan mulai berpikir tentang mencitrakannya sebagai apa, atau seperti apa. Dan kau mulai membuat simbol-simbol untuknya."

Friday, March 11, 2011



Tuesday, March 29, 2011

Penonton Anonim

Ia menyebut dirinya seperti itu karena memang selama ini ia hanya menonton sebuah pertunjukan dimana salah satu pemainnya adalah dirinya sendiri. Ia tidak ingin mengacaukan jalan cerita dan memilih dirinya menjadi anonim. Toh, sebentar lagi_kalau keputusannya memang tepat_ia berniat untuk meninggalkan dunia ini. Dan ia membutuhkan perjalanan terakhir sebelum yakin bahwa keputusan yang diambilnya sudah tepat. Menurutnya, orang yang ingin mati harus yakin bahwa kematiannya adalah pilihan yang tepat. Jika belum yakin, maka kematian, bahkan hidupnya pun akan sia-sia. 

Kenzi

(Kenzi, Male, Twenty-something, Researcher, Live in : Tokyo, Current City : Bandung)

Pria yang cerdas dan mandiri. Lebih suka membungkam pertanyaan-pertanyaannya sendiri mengenai cinta dan keluarga dengan jawaban-jawaban ilmiah. Saat sedang cemas, ia memilih untuk memantrai dirinya dengan hapalan yang bersifat eksakta, seperti rumus-rumus kimia, urutan tabel periodik, dan cara kerja organ tubuhnya. Obsesinya sebagai seorang peneliti adalah menemukan zat yang dapat membuat seseorang merasakan sensasi jatuh cinta.


Keira

(Keira, Female, Twenty-something, Presenter, Live in : Bandung, Current City : Jakarta)

Keira tumbuh menjadi seorang wanita dewasa dengan penampakan kulit luar yang ceria, mudah bersosialisasi, dan menyukai petualangan di luar rumah. Namun, di balik semua itu, ia adalah seseorang yang rapuh dan lebih menyukai tinggal di rumah bersama kenangannya akan masa lalu yang indah : berlarian di antara ilalang, menerbangkan layang-layang, dan memetik mentimun untuk bahan membuat rujak bersama sahabat masa kecilnya. Petualangannya sebagai presenter dijalaninya tidak lebih karena ia ingin menemukan kembali kunci rumah kenangan yang hilang itu dan berniat untuk tinggal selamanya di dalamnya_meskipun ia belum tahu benar apakah itu rumah yang tepat untuknya.

Nero

(Nero, Male, Twenty-something, Reality-TV Producer, Current City : Bandung)

Nero bertubuh tinggi-besar dan berkulit pucat_warna yang menurutnya sangat tidak jantan untuk ukuran seorang pria. Ia seorang pekerja keras dan berpikir bahwa kesuksesan pekerjaan adalah satu-satunya cara untuk bertahan hidup_bukan cinta. Meski sering dikelilingi banyak wanita cantik dan menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya, ia tidak pernah benar-benar merasa dicintai atau mencintai.

Grey

(Grey, Male, Thirty-something, Photographer & Travel Writer, Live in : Paris, Current City : Dijon)

Menulis dan memotret adalah hidupnya. Ia butuh lebih dari sekadar kebun anggur di halaman belakang rumah neneknya untuk memuaskan hasratnya membekukan keindahan dunia. Maka ia pun berkeliling dunia. Banyak tempat telah dikunjunginya. Hanya satu tempat yang belum ia jamah. Hatinya.

29 1/2 Hari-Sinopsis 2

Empat orang yang berbeda dan seorang penonton anonim terikat oleh jalinan tak kasatmata mengenai pertanyaan tentang kehidupan serta cinta. Setiap orang telah begitu yakin dengan jawaban-jawaban parsial mengenai keterpisahannya dengan cinta dan nyaris tak pernah berpikir bahwa ada sesuatu yang perlu mereka pelajari tentang cinta dan kehidupan.
Tanpa kehadiran orang lain yang bermakna untuk diriku, aku bukanlah siapa-siapa.(Grey, Fotografer & Travel Writer, Perancis)
“Saya bisa menjelaskan gambaran yang lebih sederhana tentang cinta dengan analogi sepatu: Hanya punya satu sepatu bagus yang dipakai setiap saat bukanlah investasi yang pintar. Gimana kalau satu-satunya sepatu itu rusak? Apa yang akan kita pakai? Punya setidaknya tiga sepatu bagus, baru aman. Lagi pula, apakah ada ‘sepatu segala cuaca’ yang bisa membuat saya setia dan tidak tergoda potongan harga?(Nero, Produser Realiti Dokudrama 29 ½ Hari, Bandung)

29 1/2 Hari-Sinopsis 1

Dua sembilan setengah hari bercerita tentang empat tokoh utama : Grey, Nero, Kenzi, dan Keira, serta satu tokoh yang menyebut dirinya Penonton Anonim. Pada mulanya, para tokoh tersebut tidak terhubung satu sama lain. Namun, kisah masa lalu merekalah yang tanpa disadari menjadi benang merah dan penghubung tak kasatmata di kehidupan masa kini.

Para tokoh tersebut mulanya telah begitu yakin dengan jawaban-jawaban parsial mengenai keterpisahannya dengan cinta dan kehidupan sehingga nyaris tak pernah berpikir bahwa ada sesuatu yang perlu mereka pelajari tentang cinta dan kehidupan.

Sampai suatu hari, mereka dihadapkan pada kenyataan bahwa yang dibutuhkan untuk memahami cinta bukanlah perkara waktu dan keberuntungan, melainkan keyakinan baru bahwa cinta adalah kekuatan aktif yang sejatinya ada di dalam diri setiap orang dan sanggup meruntuhkan dinding keterpisahan.